12/23/2012

Sang Penyandang Kesempurnaan

Banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari berbagai peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan ini. Baik itu dalam ruang lingkup global maupun lingkungan sendiri yang ada disekitar kita. Mengambil pelajaran dan memaknai arti hidup dari seorang yang menderita disabilitas adalah salah satu caranya. Ini merupakan sebuah anugerah.

Disabilitas sendiri ialah sebuah kecacatan baik itu bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan ataupun kombinasi antara semua itu.

Bersyukurlah pada Tuhan bagi mereka yang diciptakan-Nya "sempurna" secara fisik juga batin dibandingkan mereka yang diberikan keistimewaan. Namun mereka yang telah diciptakan secara "sempurna" kalah bersyukur dengan mereka yang dilahirkan secara "istimewa". Kini manusia memang pantas disebut sebagai pengabai kenikmatan..

Dadun... Pemuda tangguh berusia 20 tahunan.

Iya, itu namanya. Tetangga saya yang diberikan keistimewaan lebih oleh Tuhan sehingga ia bisa melampaui saya dengan rasa syukurnya. Ia bersyukur kepada yang Maha mencintai karena telah dilahirkan dengan keunikannya dan membuat ia selalu mendekat kepada-Nya. Seorang pemuda yang bahkan tidak disekolahkan ini mempunyai mozaik cerita yang patut untuk diteladani oleh kita semua.

Dadun, dengan gelagat nya yang unik dan selalu membuat orang-orang tertawa dengan perilakunya memang tidak pernah bersedih. Marah sekalipun tidak pernah walaupun berulang kali saya mencoba menggoda dan bercanda. Sebenarnya, Ia seorang tuna laras, yang mempunyai sebuah kecacatan pada suara dan nada juga dalam hal berkomunikasi. Untuk berbicara pun harus "nga... nge.. ngoo..." belum lagi dengan sifat dan mentalnya yang selalu bersifat kekanak-kanakan. Justru itulah kehebatan seorang Dadun, dengan suara dan perilakunya yang santun ia begitu disenangi oleh masyarakat tapi tidak pada ibunya...

Oh,, why??
Ibu macam apakah dia itu??

Saya sendiri tinggal didaerah yang masyarakatnya kurang memperhatikan pendidikan, bahkan setelah tamat SD saja, masyarakat didaerah saya lebih cenderung mempekerjakan anaknya, lebih menyetujui si anak untuk bisa bekerja menjadi pegawai disebuah garmen. Menjadi sebuah alasan klasik dengan kendala ekonomi sebagai faktor utama.

"kerja dapet langsung uang. Sekolah mesti nunggu lagi beberapa tahun, paling nasibnya gak beda jauh" kurang lebih seperti itu. Miris..

Nah.. mungkin dengan latar belakang kurangnya ilmu pengetahuan inilah yang membuat sang ibu tega mengabaikan dan tidak mengurus anaknya, Informasi yang kurang juga ketidak-tahuannya menjadi faktor lain. Dadun diterlantarkan, Dadun tidak diakui, Dadun terabaikan..

Oh mengapa?? apakah setega itu??

Pertanyaan yang sama juga keheranan yang sejenis pun dilontarkan oleh orang sekitar. Diceritakan bahwa si Ibu tidak mengakui Dadun sebagai anaknya karena berprilaku tidak normal dan dikatakannya sebagai orang gila. oh sungguh malang nasibmu kawanku...

Sekarang Dadun tinggal bersama saudaranya
, dirawat dan dibesarkan disana. Walaupun begitu, Dadun tetap mengakui ibunya sebagai sosok yang telah melahirkannya, tetap menyayangi dan menghormati, tidak terlihat sedikit pun dendam ataupun amarah . Percaya bahwa memang surga berada pada telapak kaki ibu. Percaya bahwa suatu saat pasti akan ada mukjizat.

Oh tuhan
, engkau maha bijaksana. Keistimewaan yang kau berikan padanya membuat ku malu pada hidup ini...

Hal lain yang bisa kita ambil "serbuk sari" darinya adalah ketaatannya dalam beribadah. Absen saat sholat berjamaah adalah hal jarang baginya. Hanya saja shalat Dadun tidak berdasarkan aturan, 3 rakaat jadi 2 rakaat, 2 menjadi 1. Ia hanya meniru, diajarkan pun kembali malah pada caranya semula. Tapi sanggup kah kita konsisten terhadap apa yang dilakukan Dadun? Allah tahu Dadun, dan Allah memakluminya. Pengajian pun selalu ia ikut sertakan. Tingkah lucu Dadun selalu mengundang tawa para jamaah ketika pengajian berlangsung. Karena duduknya yang berdeketan dengan si penceramah, juga setiap gerak gerik dan ucapan si ustadz ia tiru habis-habisan agar tampak seperti seorang kyai..

Siapa pun itu, di semua agama. Taat pergi ke gereja, vihara, kuil.. mereka semua pasti orang baik. Pada dasarnya semua agama mengajarkan kebaikan.


Dadun nunggu pengajian

"Gusti Alloh anu maha kawasa tangtuna tos ngawangun jannah kanggo jalmi anu sabar sareng ngamuliakeun ibu bapana"
Yang artinya : "Allah yang maha kuasa tentu sudah membangun surga bagi orang yang sabar dan juga memuliakan ibu bapaknya". Begitulah kurang lebih kutipan penceramah yang ditirukan Dadun walaupun dengan cara bicaranya yang ngawur sekaligus unik.
Dadun sholat sunnat

Dalam lain waktu, setiap pagi ia membantu seorang tukang bubur, yang merupakan tetangga saya. Membantu mendorong gerobaknya, membawanya keluar juga pulang kembali kerumah.


Saya bersyukur sosok Dadun diterima oleh masyarakat juga tidak dibedakan dengan pemuda-pemuda lainnya. Kabar terkini, bahwa si Ibu sudah mulai menerima dan mengakui Dadun sebagai anaknya.. hal ini sudah lama terjadi.


Saya bersyukur sosok Dadun yang sudah lama saya tahu, sering sekali pergi kemasjid, sekalipun ia tidak pernah menyinggung perasaan orang lain, bahkan warga sekitar dibuat tertawa oleh tingkah lakunya, ini adalah anugerah tuhan...

Dadun dikampung saya diperhatikan, mempunyai kesamaan status sosial.

Begitupun yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat didunia, juga di kota-kota besar Indonesia maupun wilayah sekitarnya. Di Makkah, mereka yang mempunyai kekurangan difalisitasi khusus agar bisa mengerjakan sa'i pada jalur yang berbeda, Jepang juga menyediakan jalur khusus pejalan kaki bagi mereka penderita disabilitas.

Enggak zamannya mengasingkan mereka, menganggap remeh, apalagi merendahkan. Toh, kenyataan sekarang ini, mereka lebih berprestasi juga lebih mampu mengukir karya dan bisa mengharumkan orang-orang disekitar bahkan nama bangsanya sendiri. Kenyataan sekarang ini mereka menginspirasi, mereka mulia. Mata manusia tidak mampu menerawang  keanggunan hidup ini. Renungkan...

Camkan: Kebaikan hanya dibalas oleh kebaikan. 


Pernahkah mendengar petuah einstein, "Dunia ini adalah tempat yang berbahaya untuk didiami, bukan karena orangnya, tapi karena ketidak-peduliannya"

Selamat memperingati HIPENDIS (Hari internasional penyandang Disabilitas). Tetap peduli pada orang-orang  luar biasa seperti ini.



6 comments:

  1. dadun sosok yang patut di contoh. mahluk yang luar biasa. itu lah bukti bahwa gusti allah maha adil. memang dia memiliki kekurangan di mata manusia, tapi di mata sang pencipta?

    semoga dia selalu dilindungi.. amiin..

    nice post !! salam solid

    ReplyDelete
  2. Pelajarn yang berharga. Sosok boleh sederhana tapi pengalaman hidupnya memberikan pelajaran yang baik

    http://www.beanpedia.net

    ReplyDelete
  3. Postingan yg bagus,
    menginspirasi

    Selamat memperingati HIPENDIS (Hari internasional penyandang Disabilitas)

    ReplyDelete
  4. SEMANGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAT!!!

    ReplyDelete