10/18/2012

Siswa Indonesia jagonya!

Bagaimana Indonesia bisa mengubah dan mengukir sejarah prestasi di kancah Internasional, Jika dari para tunas bangsanya sendiri masih banyak yang mengalami keterbelakangan mental (read: menyontek). Jangan serukan perubahan, sebelum bisa mengatasi masalah sepele seperti ini. Hal seperti ini harus dianggap lebih serius lagi dalam mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia. Kecil menyontek, besarnya sukses tapi korupsi. Inilah realita kehidupan di Indonesia.

Gambar disamping merupakan sebuah skema kerjasama antar murid (yang saya alami sendiri saat masih melaksanakan Ujian Nasional).

Begitulah kira-kira rancangan kerjasama yang dilakukan para murid, dalam mengatasi kegentingan dan kepanikan saat Ujian Nasional.

Masalah akal bulus, Siswa Indonesia jagonya! problem? Kalau anda tak sependapat, buktikan bahwa ucapan saya tadi itu salah.

Saya akan memaparkan sedikit kondisi saat-saat berlangsungnya Ujian Nasional . Di H-1 tepatnya hari Minggu, kelas-kelas sudah dalam keadaan kosong dan ditempeli berbagai macam identitas para peserta ujian, baik di kaca-kaca kelas, meja, dipapan sekolah maupun lainnya. UN dilakukan selama 4 hari, Senin-Kamis. Ujian akan dilaksanakan pukul 07.45, untuk jaga-jaga, biasanya para murid sudah ada di sekolah pukul 06.30, mereka yang sudah ada di sekolah biasanya berada di pelataran sekolah ataupun duduk-duduk diluar kelasnya. Pada jam ini biasanya muncul sebuah "proyek mahakarya ciptaan anak bangsa" bahkan ada yang menyamakan syafaat yang mereka terima dari kawan-kawan luar sekolahnya.

Didalam kelas sendiri akan terdapat 20 bangku kosong, yang akan ditempati oleh 20 orang peserta ujian, terdapat 2 bangku didepan untuk pengawas. 2 orang pengawas pun tidak cukup pintar menandingi akal bulus para siswa.

Nanti para siswa akan diminta mengumpulkan alat elektronik yang mereka punya untuk diserahkan kepada pengawas, tak jarang para siswa membawa 2 alat komunikasi sebagai cadangan. Biasanya para siswa akan menggunakan alat komunikasi ini untuk berhubungan dengan kawan sepaket didalam ataupun luar kelasnya.

Pengawas sendiri terkadang mengobrol dengan pengawas lainnya ataupun dengan para murid untuk mengurangi ketegangan UN. Sekali-kali mereka akan mengelilingi kelas dan memperhatikan para peserta ujian. Masalah UN bisa menyontek atau tidaknya, bergantung pada kita sendiri, MAN JADDA WA JADA : "Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil". Memahami karakteristik pengawas pun harus dilakukan secara cepat, agar dapat menggunakan situasi dan kondisi sebaik mungkin. Terkadang ada pengawas dengan perhatiannya yang ketat, ada juga para pengawas yang seolah-olah memperbolehkan sebuah proyek berlangsung.

Keterangan dalam skema proyek:
  1. Tanda garis hitam menunjukan peserta ujian A sedang berkomunikasi dengan kawan sepaket A disebelahnya. Peserta no.1 dan 11 harus mempunyai sebuah keberanian dan nyali tingkat dewa untuk menjalankan proyek bertender besar ini. Mereka yang sudah mahir biasanya dapat membaca kondisi dan situasi lalu memanfaatkan sedikit kelalaian para pengawas untuk bertransaksi. Peserta no. 6 sebagai kawan yang menghalangi komunikasi antara 1 dan 11 akan mengerti dan membiarkan transaksi ini berlangsung. Ia pun tidak akan berkomunikasi dulu dengan kawan sepaket C nya agar tidak nampak tragedi mencontek massalnya.
  2. Tanda garis hijau menunjukan peserta no.1 , membutuhkan bantuan peserta no.9 untuk memanggil peserta no.10 yang merupakan kawan sepaketnya. Ini pun atas kerjasama dan musyawarah sebelumnya.
  3. Tanda garis putus-putus menunjukan peserta no. 9 sedang memberi sinyal kepada peserta no.10  bahwa akan ada sebuah transaksi berlangsung.
Kira-kira begitulah kondisi modus UN berjalan, baik siswa ataupun siswi. Persoalan contek mencotek bukanlah hal yang sulit dilakukan saat ujian nasional berlangsung, melalui sebuah kerjasama, kekompakan maupun kemauan yang telah dibangun selama 3 tahun lamanya bersama dalam menempuh pendidikan di SMA.  Bahkan jikalau UN dibuat 40 paket pun tidak akan menjadi masalah, selama ada kemauan yang keras, pasti ada jalan.


Tapi semua ini berlandaskan harga diri sendiri, Harga diri bangsa, sekolah maupun nasib masa depan yang akan kita songsong. Lakukan apa yang kalian mau, suatu saat pasti akan dimintai pertanggung-jawaban. Semua yang melakukan ujian ini secara jujur akan merasakan sebuah kebebasan, masa depan yang cerah,dan menjadi calon orang sukses. Adapun yang melakukannya dengan kecurangan akan menderita dan menyesal, sesat, kehilangan jati diri. Semua bergantung pada kita masing-masing. Pilih sukses ataupun gagal? pilih merdeka ataupun terjajah? We always have a choice.
#IDberkibar
persetan sama kunci jawaban! gua kerjain sendiri.
aye bangga sama orang diatas, aye juga berubah pengen kayak dia.

No comments:

Post a Comment