10/01/2012

Berlari bersamamu guru




Pernahkah terfikir olehmu kawan, saat ilmu pengetahuan berada dalam bagian tubuh paling suci? ketika terjadi kombinasi antara ilmu sains dan ilmu agama melebur menjadi satu kesatuan meresap kedalam qolbu, tertancap erat dalam jiwa, memasuki pori-pori kecil setelah otak bekerja keras menerjemahkan setiap kalimat yang difirmankan oleh Allah melalui perkataan gurumu yang kadang kala kita abaikan begitu saja?

Bersyukurlah kita yang pernah tinggal dan menempuh petualangan hidup di Indonesia. Menikmati masa-masa kecil paling bahagia, merasakan indahnya ilmu pengetahuan di bumi pertiwi. Karena pada saat itulah momen ketika transfer ilmu terjadi secara sukarela.

Kawan, Guru di Indonesia itu luar biasa, dengan hanya pendapatan yang seadanya, fasilitas pendidikan yang ala kadarnya, mereka para guru berusaha membentuk tunas tunas bangsa yang masih berkuncupan untuk bermekaran menjadi lebih indah dengan membentuk karakter-karakter pribadi yang santun. Mereka para guru adalah mesin pencetak moral.

Saat pribadi yang indah telah termodifikasi sempurna, sang guru sendiri rela dilampaui ketinggian ilmu yang ia miliki dengan ikhlas sekaligus bangga. Guru-guru super itu memang luar biasa.

Bagiku, pahlawan seperti ini yang kita butuhkan untuk menggerakkan kembali semangat juang para kaula muda. Pahlawan pembentuk karakter bangsa, pembakar semangat jiwa-jiwa yang telah redup. Layaknya cerita dalam sebuah novel, yang mengisahkan perjuangan dua guru dari pedalaman mempertahankan sebuah sekolah dan 10 murid yang ada didalamnya, membantu setiap murid agar mereka dapat meraih dan percaya akan setiap cita-cita yang mereka ciptakan. Dua orang  yang membanggakan.

Kawan, aku pun berpikir dengan sebagian guru yang, mungkin sebenarnya di banyak sekolah ada guru-guru hebat yang tidak mendapat kesempatan untuk menujukkan kehebatannya, mungkin sampai akhir hidupnya tak pernah mendapat sebuah ruang mengajar yang pas untuknya, sehingga baik dirinya maupun murid-muridnya pun menjadi tenggelam. Semua kehebatannya ia biarkan terpendam dan tak tercurahkan seperti apa yang ia mau. Apa jadinya nasib guru ini?

Perhatikan sekolah-sekolah yang ada di pedalaman mengerikan! layaknya sebuah kandang ayam! Wahai pemerintah, jikalau boleh saya mengutarakan opini yang terfikirkan selama ini, lirik kualitas dan infrastruktur yang ada di sekolahan daerah, mereka membutuhkan bangunan dan fasilitas yang memadai. Disana masih banyak murid layaknya mutiara dan bintang kejora yang masih terhalangi cahayanya.

Hanya mereka para guru yang mungkin menjadi pemercik semangat para murid di pedalaman, kawan! menjadi guru tidaklah mudah, Maka hargailah itu. Indonesia maju karena guru yang memberikan ilmu nya secara ikhlas. Indonesia dapat berkibar karena mereka yang mendedikasikan hidupnya demi kemajuan bangsa ini.

Indonesia tetaplah berkibar! @IDberkibar

No comments:

Post a Comment